Isnin, 31 Ogos 2009

~ bertebaranlah, bebaskanlah ~

dengan nama Allah yang Maha Penyayang lagi Maha Pengasih

Semalam. KLIA sekali lagi menjadi saksi, adik-adik itu pergi, kan bertebaran di seluruh pelusuk dunia. Adik-adikku, jangan takut atau gentar. Sesungguhnya Dia ada menemanimu walau di ceruk mana kau diperuk. Bertebaranlah, teruslah melangkah, kerena sesungguhnya kita bangsa bebas merdeka yang layak melangkah ke mana saja. Dan ingatlah sesungguhnya kemerdekaan sebenarnya hanya ada pada jiwa-jiwa yang tunduk patuh menghambakan diri pada yang Esa.

Wallahua'alam.

Khamis, 27 Ogos 2009

~ quip quote ~

dengan nama Allah yang Maha Penyayang lagi Maha Pengasih



If you want to know what a man's like

take a good look at how he treats his inferiors

not his equals

-go on, ponder yourself-

Ahad, 23 Ogos 2009

~ bicara Ramadhan ~

dengan nama Allah yang Maha Penyayang lagi Maha Pengasih

ada yang bertanya " kalu bulan puasa ni tak ada syaitan, maka kenapa masih ada yang tidak pulang ke pangkal jalan"

maka perlulah diingatkan "selain iblis, nafsu juga mendorong manusia melakukan pelbagai kesalahan"

"tapi bukankah puasa itu seharusnya dapat menundukkan nafsu itu?" bantahnya.

"jadi, bagaimana pula dengan manusia yang melakukan maksiat sedangkan dia bersolat. bukankah solat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar?"

suasana sepi... hanya kipas yang berputar ligat...

Sabtu, 22 Ogos 2009

~ DIA yang dirindu telah tiba ~

dengan nama Allah yang Maha Penyayang lagi Maha Pengasih

DIA yang dirindui telah hadir
berdiri tegap di hadapan pintu

Jemputlah DIA masuk
Persilakan dengan sopan
Layanlah dia dengan penuh kasih-sayang
Curahkanlah segala rindu dendammu padanya
Temani DIA saban waktu
seolah-olah kau tak mampu hidup tanpanya di sisi
Bawalah DIA kunjungi setiap taman indah yang ada
Biar rasa indah ini tersemat indah di hati

Moga ia jadi bekalan
buatmu menempuh 11 purnama tanpanya di sisi
Moga ia jadi motivasi
buatmu melangkah tanpa ragu-ragu lagi

DIA kan pasti pergi
Permergian DIA kan pasti ditangisi
Maka setiap detik 30 hari yang berharga ini
Janganlah disia-siakan seolah tak bererti
Kerna DIA berjanji akan berkunjung lagi
Cumaku takut aku yang tak mampu menepati janji
Kerna hanya janji ALLAH yang pasti

-Ya Allah, moga Ramadhan ini mampu membina diriku untuk perjalanan mendatang-

Khamis, 20 Ogos 2009

~ kids today ~

dengan nama Allah yang Maha Penyayang lagi Maha Pengasih

Scene 1

A teacher passed by a 'surau' on her way home.
A little boy sat in front of the 'surau'

Ss: Thank you, teacher! (shouting on top of his lung)
T : (thinking a while before replying) Owh, good afternoon, my dear.

Well, actually I just taught the students about the importance of greeting. This little boy should be praised on his effort.


Scene 2

A class is learning about different type of animals.

Ss: Teacher, what bird is this? (pointing to a picture)
T : That is a peacock.
Ss: Teacher, what happend when a peacock lost the 'jambul' and tail?
T : She cried?
Ss: No! It becomes a duck. Ha Ha Ha!
T : =)

~ children's corner; wisdom in Islam 1 ~

dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Q: How can I be the most learned person?
A: Fear Allah the All Mighty and you will the most learned person.

Q: How can I be the richest person in the world?
A: be contented and you will bw the richest person in the world.

Q: How can I be the most just person?
A: Desire for others what you desire for yourself and you will be the most just person.

Q: How can I be the best person?
A: Do good to others and you will be the best person.

~ kolam lumpur hujung taman ~

dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

Seperti biasa, adik keluar pagi itu. Mentari bersinar megah di langit pagi. Nyaman sungguh pagi ini.

"Hm..." adik menarik nafas dalam-dalam.
"Selamat pagi burung," sapa adik pada beburung yang berkicau.

Lalu adik mengatur langkah ke taman permainan di hujung jalan. Adik melangkah satu-satu. Kemudian, adik berlari-lari anak. Tak sabar adik hendak sampai ke taman permainan. Terbayang-bayang kolam lumpur di hujung taman.

Sudah beberapa hari kawan-kawan adik mengajak adik bermain lumpur. Tapi adik menolak.

Adik takut.Nanti mama marah. Mama tarik telinga adik.

Paling adik takut kalau mama keluarkan rotan panjang. Nanti kaki adik berbelang macam kuda belang. Cumanya kaki adik belang merah bukan hitam putih.

Nanti adik tak boleh pakai cantik-cantik. Adik tak boleh pakai skirt yang baru mama beli. Merah jambu, berbunga kecil di bawahnya.

Adik nak pakai ke rumah Mak Cu. Esok hari lahir Mak Cu. Mesti seronok. Ada kek coklat, ada belon warna-warni, paling penting ada nasi ayam Mak Cu. Harum bau serai dan halia. Ayam bakar yang lazat. Tergiur adik dibuatnya. Seolah-olah segala juadah itu ada di depan mata.

Langkah adik terhenti.

'Adik tak boleh main lumpur!' bisik hati kecil adik.

Adik berpusing, hendak pulang.

"ADIK!!!' terdengar laungan dari hujung taman.

bersambung (entah bila)....

~ bagaimana caranya? ~

dengan nama Allah yang Maha Penyayang lagi Maha Pengasih

Don't just do what you are told to do, but do what must be done

Sejak akhir-akhir ini sering berjumpa dengan sahabat yang sering bertanya

'apa yang perlu saya buat?'
'macam mana caranya untuk menjadi begitu dan begini?'
'saya dah cuba cara X tapi tak mendapat hasil yang sama pun?'

Kadang-kadang tak terjawab saya dibuatnya
Bukannya apa tapi tak semua yang saya lakukan boleh dilaksanakan
Segala-galanya bergantung pada banyak perkara
Jadi ada masa-masanya cara yang saya beri tidak boleh diguna pakai
Maka pada ketika itu gunalah cara yang anda rasa sesuai
Buatlah apa yang anda rasa perlu

Tapi, jangan sampai anda tak melakukan apa-apa kerana;

"sebagai da’i, jika anda tidak bergerak, maka itulah kesalahan paling besar.
bukan bergerak dengan cara yang salah itu yang terbesar kesalahannya."
Wallahua'lam

Selasa, 18 Ogos 2009

~ bahasa yang difahami ~

dengan nama Allah yang Maha Penyayang lagi Maha Pengasih

dia berbicara bahasa Tuhan
yang mampu didengari oleh si tuli
yang mampu dilihat oleh si buta
kerna ia mampu difahami oleh hati

-Ya Allah, aku ingin sepertinya, bicaranya sentuh ke hati, amin -

Khamis, 13 Ogos 2009

~ layakkah kita ~

dengan nama Allah yang Maha Penyayang lagi Maha Pengasih

(maaf, teks dalam bahasa Indonesia)

Sholat dhuha cuma dua rakaat, qiyamullail (tahajjud) juga hanya dua rakaat, itu pun sambil terkantuk-kantuk. Sholat lima waktu? Sudahlah jarang di masjid, milih ayatnya yang pendek-pendek saja agar lekas selesai. Tanpa doa, dan segala macam puji untuk Allah, terlipatlah sajadah yang belum lama tergelar itu. Lupa pula dengan sholat rawatib sebelum maupun sesudah shalat wajib. Satu lagi, semua di atas itu belum termasuk catatan: “Kalau tidak terlambat” atau “Asal nggak bangun kesiangan”. Dengan sholat model begini, apa pantas mengaku ahli ibadah?Padahal Rasulullah dan para sahabat senantiasa mengisi malam-malamnya dengan derai tangis memohon ampunan kepada Allah. Tak jarang kaki-kaki mereka bengkak oleh karena terlalu lama berdiri dalam khusyuknya. Kalimat-kalimat pujian dan pinta tersusun indah seraya berharap Allah Yang Maha Mendengar mau mendengarkan keluh mereka. Ketika adzan berkumandang, segera para sahabat meninggalkan semua aktivitas menuju sumber panggilan, kemudian waktu demi waktu mereka habiskan untuk bersimpuh di atas sajadah-sajadah penuh tetesan air mata.

Baca Qur’an sesempatnya, itu pun tanpa memahami arti dan maknanya, apalagi meresapi hikmah yang terkandung di dalamnya. Ayat-ayat yang mengalir dari lidah ini tak sedikit pun membuat dada ini bergetar, padahal tanda-tanda orang beriman itu adalah ketika dibacakan ayat-ayat Allah maka tergetarlah hatinya. Hanya satu dua lembar ayat yang sempat dibaca sehari, itu pun tidak rutin. Kadang lupa, kadang sibuk, kadang malas. Yang begini ngaku beriman?Tidak sedikit dari sahabat Rasulullah yang menahan nafas mereka untuk meredam getar yang menderu saat membaca ayat-ayat Allah. Sesekali mereka terhenti, tak melanjutkan bacaannya ketika mencoba menggali makna terdalam dari sebaris kalimat Allah yang baru saja dibacanya. Tak jarang mereka hiasi mushaf di tangan mereka dengan tetes air mata. Setiap tetes yang akan menjadi saksi di hadapan Allah bahwa mereka jatuh karena lidah-lidah indah yang melafazkan ayat-ayat Allah dengan pemahaman dan pengamalan tertinggi.

Bersedekah jarang, begitu juga infak. Kalau pun ada, dipilih mata uang terkecil yang ada di dompet. Syukur-syukur kalau ada receh. Berbuat baik terhadap sesama juga jarang, paling-paling kalau sedang ada kegiatan bakti sosial, yah hitung-hitung ikut meramaikan. Sudah lah jarang beramal, amal yang paling mudah pun masih pelit, senyum. Apa sih susahnya senyum? Kalau sudah seperti ini, apa pantas berharap Kebaikan dan Kasih Allah?

Rasulullah adalah manusia yang paling dirindui, senyum indahnya, tutur lembutnya, belai kasih dan perhatiannya, juga pembelaannya bukan semata milik Khadijah, Aisyah, dan istri-istri beliau yang lain. Juga bukan semata teruntuk Fatimah dan anak-anak Rasulullah lainnya. Ia senantiasa penuh kasih dan tulus terhadap semua yang dijumpainya, bahkan kepada musuhnya sekali pun. Ia juga mengajarkan para sahabat untuk berlomba beramal shaleh, berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya.

Setiap hari ribut dengan tetangga. Kalau bukan sebelah kanan, ya tetangga sebelah kiri. Seringkali masalahnya cuma soal sepele dan remeh temeh, tapi permusuhan bisa berlangsung berhari-hari, kalau perlu ditambah sumpah tujuh turunan. Waktu demi waktu dihabiskan untuk menggunjingkan aib dan kejelekan saudara sendiri. Detik demi detik dada ini terus jengkel setiap kali melihat keberhasilan orang dan berharap orang lain celaka atau mendapatkan bencana. Sudah sedemikian pekatkah hati yang tertanam dalam dada ini? Adakah pantas hati yang seperti ini bertemu dengan Allah dan Rasulullah kelak?

Wajah indah Allah dijanjikan akan diperlihatkan hanya kepada orang-orang beriman yang masuk ke dalam surga Allah kelak. Tentu saja mereka yang berkesempatan hanyalah para pemilik wajah indah pula. Tak inginkah kita menjadi bagian kelompok yang dicintai Allah itu? Lalu kenapa masih terus bermuka masam terhadap saudara sendiri?

Dengan adik tidak akur, kepada kakak tidak hormat. Terhadap orang tua kurang ajar, sering membantah, sering membuat kesal hati mereka, apalah lagi mendoakan mereka, mungkin tidak pernah. Padahal mereka tak butuh apa pun selain sikap ramah penuh kasih dari anak-anak yang telah mereka besarkan dengan segenap cinta. Cinta yang berhias peluh, air mata, juga darah. Orang-orang seperti kita ini, apa pantas berharap surga Allah?

Dari ridha orang tua lah, ridha Allah diraih. Kaki mulia ibu lah yang disebut-sebut tempat kita merengkuh surga. Bukankah Rasulullah yang sejak kecil tak beribu memerintahkan untuk berbakti kepada ibu, bahkan tiga kali beliau menyebut nama ibu sebelum kemudian nama Ayah? Bukankah seharusnya kita lebih bersyukur saat masih bisa mendapati tangan lembut untuk dikecup, kaki mulia tempat bersimpuh, dan wajah teduh yang teramat hangat dan menyejukkan? Karena begitu banyak orang-orang yang tak lagi mendapatkan kesempatan itu. Ataukah harus menunggu Allah memanggil orang-orang terkasih itu hingga kita baru merasa benar-benar membutuhkan kehadiran mereka? Jangan tunggu penyesalan.

Astaghfirullaah …

Isnin, 10 Ogos 2009

~ kala malam kelam ~

dengan nama Allah yang Maha Penyayang lagi Maha Pengasih

Ya Allah, aku bermohon dengan sangat
leraikanlah segala yang tidak berkaitan denganMu, Ya Allah
kikislah segala karat-karat jahiliyah yang telah melekat legap selama ini
pinjamkan aku sedikit kekuatanMu buat menolak segala yang jelas batil
Amin Ya Rabbal A'lamin.

Ahad, 9 Ogos 2009

~ anda bukan keseorangan memimpinnya ~

dengan nama Allah yang Maha Penyayang lagi Maha Pengasih

Ketika anda mengajak seseorang ke jalan yang benar, tiba-tiba anda terasa sangat gembira kerana sedikit usaha dari anda telah memberikan hasilnya. Anda terus diterima dan orang yang diajak mengikuti anda dengan pantas. Anda mengira anda telah melakukan sesuatu yang besar.

Anda harus sedar. Seseorang yang sedar ditangan anda sebenarnya bukannya hasil sepenuhnya dari usaha anda. Anda hanya mungkin hanya orang yang terakhir memegangnya dan membawanya ke satu ‘klick’ yang menyebabkannya tersentak dan terus mengikut kebenaran.

Sebelum anda telah ada banyak manusia lain yang telah sama-sama memberikan saham untuk menyedarkannya. Cuma apa yang telah dibuat oleh orang lain tidak dapat menyampaikannya ke tahap ‘klick’ tersebut. Mungkin usaha orang lain lebih banyak dari usaha anda. Anda hanya pelengkap.

Mungkin orang lain telah berlari beratus-ratus kilometer untuk membawa obor itu ke garisan akhir. Tetapi oleh kerana anda adalah pembawa obor terakhir, maka anda yang diraikan dan disanjung, bukan orang yang sebelumnya. Sedangkan anda mungkin hanya berlari beberapa meter yang terakhir sebelum tiba ke garisan.

Kefahaman ini mengingatkan anda betapa banyaknya manusia lain yang telah berkorban untuk usaha dakwah ini. Mereka berpenat lelah dan mungkin sebahagian dari mereka telah meninggal. Tetapi hasil usaha mereka itu kita kutip dengan mudah, kita petik dan membungkusnya indah-indah.

Inilah rahsia kata-kata Imam al-Syafie r.a:

الحر من راعى وداد لحظة أو تمسك بمن أفاده لفظة

atau dalam riwayat yang lain:

وَأَنَّ الْحُرَّ مَنْ رَاعَى وِدَادَ لَحْظَةٍ وَانْتَمَى لِمَنْ أَفَادَ لَفْظَةً

Orang yang merdeka itu ialah orang yang menjaga kasih sayang kepada seseorang walaupun walaupun ianya sebentar diperolehi, dan dia berpegang atau merasai terikat dengan seseorang yang pernah memberi faedahnya kepadanya walaupun dengan suatu perkataan.

Salman r.a tidak begitu cepat untuk beriman jika tidak hasil dari nasihat dari guru-gurunya sebelum dia tiba di Madinah. Zaid Amru r.a mempunyai sahamnya atas doa yang dibuat untuk menjadikan anaknya Said bin Zaid r.a menjadi muslim. Di belakang setiap hidayah, terdapat berapa ramai orang yang telah mendapat saham pahalanya.

Moga kita menghargai semua jasa mereka yang mungkin telah pergi, mereka yang masih ada tetapi mungkin telah jauh seketika dari dakwah, mereka yang masih berhempas pulas menyelamatkan ummah melawan arus jahiliyyah walaupun mereka tidak sama seperti kita dalam bentuk usahanya…. dan ramai lagi yang kita tidak kenali mereka, tetapi Allah mengenali nama-nama mereka.

Mereka semua telah memberikan jasa dan saham untuk dakwah yang sedang begitu rancak kembali sekarang..!

Moga Allah memberikan pahala saham orang-orang yang telah membina iman dan islamku walaupun aku sendiri tidak pernah mengingati mereka sekarang..!

http://muntalaq.wordpress.com/

Selasa, 4 Ogos 2009

~ hilaian sang batil, sorokan sang kebenaran ~

dengan nama Allah yang Maha Penyayang lagi Maha Pengasih

Layakkah kebenaran itu disembunyikan?
Sedang hilai tawa musuh gegak gempita.
Kebenaran bukan malu,
Bukan juga tidak kuat dan kurang gentar.
Kepalsuan dan keindahan fana membuai jiwa-jiwa
Yang dalam bawah ketidaksedaran,
Kepalsuan itu bukannya kebenaran.
Layakkah kepalsuan bermahkota?
Sedang sedu-sedan pejuang menangisi kehilangan kebenaran,
Dari hati jiwa-jiwa yang lena terbuai dengan ayunan tangan-tangan halus,
Kehalusan kasar yang menipu semata.
Kesedaran pejuang, ingin bangkit menarik kebenaran,
Yang bukan segan, tetapi terbelenggu oleh rantai kepalsuan.
Sampai bila?
Pejuang tidak tahu erti menunggu.
Yang pejuang tahu, kebenaran itu harus pantas dikeluarkan dari sorokan.
Kepalsuan harus bersedia, mereka akan dikalahkan!